Vaping atau penggunaan rokok elektronik telah menjadi fenomena besar di seluruh dunia. Penggunaan vape telah meningkat pesat selama beberapa tahun terakhir, dan saat ini menjadi salah satu alternatif paling populer untuk perokok tradisional. Namun, sedikit yang tahu tentang sejarahnya. Di artikel ini, kita akan membahas sejarah vape, bagaimana teknologi ini berkembang, dan apa yang membuatnya menjadi begitu populer.
Sejarah vaping dimulai pada tahun 1927 ketika Joseph Robinson menciptakan sebuah perangkat bernama Elektrik Vaporizer. Perangkat ini dibuat untuk menghasilkan uap yang dapat dihirup dan digunakan untuk mengobati asma. Meskipun perangkat ini tidak pernah menjadi sukses, ia membuka jalan bagi perkembangan rokok elektronik di masa depan.
Pada tahun 1960-an, seorang penemu bernama Herbert Gilbert menciptakan perangkat bernama “smokeless non-tobacco cigarette” yang terbuat dari uap air. Gilbert mengajukan paten untuk perangkatnya pada tahun 1963, namun tidak ada produsen yang tertarik untuk memproduksi perangkat tersebut.
Baru pada tahun 2003, sebuah perusahaan bernama Hon Lik dari Tiongkok menciptakan rokok elektronik modern pertama. Lik adalah seorang farmakolog yang merancang perangkat ini setelah ayahnya meninggal karena kanker paru-paru. Dia ingin menciptakan alternatif yang lebih aman bagi perokok tradisional.
Rokok elektronik pertama yang dibuat oleh Hon Lik memiliki desain yang sama dengan rokok tradisional, dengan ujung yang dapat dinyalakan. Namun, itu tidak menggunakan tembakau dan tidak menghasilkan asap seperti rokok biasa. Alih-alih, rokok elektronik menghasilkan uap yang dihirup oleh penggunanya.
Pada tahun 2006, rokok elektronik mulai dipasarkan di Eropa dan Amerika Serikat. Meskipun awalnya kurang dikenal, perangkat ini segera menjadi populer di kalangan perokok dan mulai menjadi kontroversi. Beberapa orang percaya bahwa vaping lebih aman daripada merokok, sementara yang lain berpendapat bahwa ini dapat menjadi gerbang bagi anak-anak untuk mulai merokok.
Sejak itu, rokok elektronik telah terus berkembang dan berkembang pesat. Beberapa negara telah melarang vaping, sementara yang lain mengizinkannya dengan beberapa pembatasan. Beberapa perusahaan besar bahkan mulai mengembangkan produk vaping mereka sendiri, dengan berbagai macam mod, liquid, dan aksesoris.
Pada tahun 2019, penyakit paru-paru yang terkait dengan penggunaan rokok elektronik menjadi perhatian besar bagi masyarakat dan pemerintah di seluruh dunia. Ribuan orang di seluruh dunia mengalami pneumonia yang terkait dengan vaping, dan beberapa di antaranya bahkan meninggal. Hal ini memicu penelitian lebih lanjut tentang keselamatan vaping dan memunculkan kembali debat tentang apakah vaping lebih aman daripada merokok.
Pada saat ini, vaping masih menjadi topik yang sangat kontroversial dan masih ada banyak yang perlu penelitian lebih lanjut.
Vape adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghasilkan uap, yang kemudian bisa dihirup seperti rokok konvensional. Vape sering disebut sebagai alat alternatif rokok dan diklaim lebih aman bagi kesehatan karena tidak mengandung bahan kimia seperti tar, karbon monoksida, dan bahan-bahan berbahaya lainnya yang ditemukan pada rokok konvensional. Tapi sebelum vape menjadi populer seperti sekarang, ternyata ada sejarah panjang dan menarik di balik penemuannya.
Sejarah vape bermula pada tahun 1960-an ketika seorang penemu bernama Herbert Gilbert memperkenalkan prototipe vape pertama kali. Gilbert adalah seorang insinyur yang memiliki kekhawatiran terhadap efek buruk dari merokok konvensional dan mencoba menciptakan alternatif yang lebih sehat. Dia menciptakan sebuah alat yang dapat menghasilkan uap bukan asap, yang terdiri dari sebuah elemen pemanas yang memanaskan larutan nikotin yang diletakkan pada bahan padat. Namun, alat ini tidak diterima dengan baik pada saat itu dan tidak berhasil memperoleh paten karena kurangnya dukungan dan minat.
Baru pada tahun 2003, perusahaan asal Tiongkok bernama Hon Lik yang merupakan seorang farmasis menciptakan sebuah produk bernama Ruyan, yang sering disebut sebagai “vape pertama”. Ruyan menggunakan baterai dan elemen pemanas untuk menghasilkan uap dari cairan nikotin, dan dilengkapi dengan filter yang memungkinkan pengguna untuk menghirup uap tersebut. Produk ini menjadi populer di Tiongkok dan di beberapa negara lain di Asia.
Kemudian pada tahun 2007, vape mulai dikenal di Eropa dan Amerika Serikat, terutama setelah seorang pengusaha bernama Janty memperkenalkan produk vape yang diberi nama “The Screwdriver”. Produk ini memiliki bentuk yang mirip dengan obeng, dan menggunakan baterai yang lebih besar dan elemen pemanas yang lebih kuat sehingga menghasilkan lebih banyak uap. Produk ini kemudian menjadi populer di kalangan pecinta vape di seluruh dunia.
Saat ini, vape telah menjadi fenomena global dengan produk-produk dan merek yang berbeda-beda. Terdapat berbagai jenis vape yang ditawarkan oleh berbagai produsen, dari alat yang sederhana dan mudah digunakan untuk pemula hingga alat yang lebih canggih dan rumit dengan fitur-fitur yang lebih lengkap untuk pengguna yang lebih berpengalaman.
Selain itu, vape juga terus berkembang dan mengalami inovasi untuk menjadi lebih aman dan lebih baik. Banyak produsen yang mulai menggunakan bahan-bahan organik dan non-toxic untuk cairan nikotin mereka, serta menggunakan bahan-bahan yang lebih berkualitas untuk membuat baterai dan elemen pemanas mereka. Hal ini membuat vape semakin populer dan menjadi alternatif yang lebih baik bagi rokok konvensional.